HAIKU DAN KESEDERHANAAN
Sebagai bagian dari karya sastra, menurut saya, Haiku pun tak bisa dilepaskan dari unsur metafora dan majas lain di dalamnya; karena karakteristik sebuah karya sastra bersifat ambigu. Kata-kata dalam karya sastra jelas berbeda dengan penulisan berita yang umumnya bersifat langsung, apa adanya; karena mengedepankan fakta. Dalam karya sastra, termasuk Haiku tentunya, kita diharuskan belajar menangkap makna pesan yang ingin disampaikan penyairnya. Akan tetapi, sebaiknya tetap diingat kekuatan Haiku adalah kesederhanaannya. Inti bekarya sastra memang kebebasan, namun jangan diartikan anda bisa menulis metafora yang sulit, susah dimengerti dan merasa sebagai karya hebat. Bila itu yang anda lakukan, sebenarnya anda tengah masuk dalam istilah apa yang disebut Kang Diro sebagai diksi sesat; yaitu diksi yang tak bisa diterima logika. Belajarlah bagaimana Matsuo Basho dengan sangat sederhana menghadirkan metafora dalam "kolam tua". Kolam dibandingkan dengan sesuatu benda yang kuno karena termakan usia. Ini sebuah metafora karena dalam bayangan kita tergambar bentuk kolam yang mungkin berlumut, dan tembok-tembok terkelupas. Hal lain yang juga harus diperhatikan, sebuah haiku sebenarnya menghadirkan dua peristiwa/kejadian, yang terpisah. Bila anda perhatikan, dua baris awal haiku saling berkaitan; sedangkan baris ketiga merupakan situasi terpisah, cenderung merupakan kesimpulan, seakan menarik ke luar pembacanya dari peristiwa sebelumnya. Sebagai contoh, saya kutip haiku terjemahan Kang Diro: meniup batu/ sepanjang gunung asama/ angin musim gugur// Dua baris awal masih saling berkaitan, tapi baris ketiga terpisah dan berdiri sendiri; menjadi kesimpulan dari dua baris sebelumnya. Hal berikutnya, bagi yang suka menulis haiku dengan Kigo( kata-kata yang berkaitan dengan 4 musim), sebaiknya mengerti Kigo bisa terbagi 2, yaitu kigo besar dan kigo kecil. Kigo besar berkaitan dengan musim. Di Indonesia, kita mengenal kigo hanya 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Kigo kecil berkaitan dengan waktu sehari-hari. Misalnya, bila kita menyebut bulan; itu berkaitan dengan kigo malam hari. Begitu pula, bila menyebut embun, itu berkaitan dengan kigo pagi hari sebelum terbit matahari. Matahari adalah gambaran kigo siang hari sampai sore, sebelum terbenam. Binatang pun bisa termasuk kigo. Bila menyebut kalelawar atau lelawa, itu termasuk kigo malam; karena kalelawar merupakan binatang nokturnal yang keluar sarang dan mencari makan pada malam hari.
...........
MENULIS SENRYU
Serupa Haiku, Senryu pun merupakan puisi pendek asal Jepang dengan pola tipografi yang sama pula; yaitu 5,7,5. Yang membedakannya, Senryu tidak harus bicara tentang musim; melainkan lebih banyak berisi tentang kejadian sehari-hari yang berkaitan dengan manusia, misalnya satir tentang masyarakat, status sosial dan pekerjaan. Bisa dikatakan, Senryu ditulis sebagai potret kehidupan manusia secara karikatural. Banyak penulis Senryu yang keliru menafsirkan teknik menulis Senryu; dengan anggapan Senryu dibuat semata menghadirkan unsur humornya. Padahal, ada sisi serius dari Senryu, yaitu mengekspresikan penderitaan dan kemalangan hidup manusia dengan cara karikatural.
(Pekerjaan)
Kerjanya kini
menghitung bulu hidung
dari tuannya
(Hidup Manusia)
Hidup sendiri
kalau terdengar kentut
tak ada lucunya
(Rumah Tangga)
Sosok suami
yang takut dengan istri
menghasilkan uang
(Kehidupan Sosial)
Sosok pencuri
saat kubantu tangkap
anakku sendiri
(Terjemahan disesuaikan dengan pola 5,7,5)
Dari sini tergambarkan perbedaannya: bila Haiku lebih memerlukan pengendapan dan perenungan, Senryu hadir lebih luwes dan lebih menekankan sisi kehidupan manusia sehari-hari, dengan gaya karikatural.
Disarikan dari:
1. Jendela Haiku Heru Emka: Apakah Senryu?
2. Puisi Jepang
Tangis teratai
Katak melompat pergi
Ke lain kolam
Gumpalan hitam
Menutup sungai langit
Kan datang badai
Di musim semi
Sakura merekah indah
Senyuman dara
bentak bunga ke kumbang:
pacarku kupu-kupu
Hidup manusia
seruwet menguraikan
benang yang kusut
Tenanglah ombak
laut ingin bercumbu
dengan perahu
Sepasang angsa
bercumbu dalam danau
lukisan cina
Segelas kopi
bertabur gula senyum
suguhan istri
Alangkah sejuk
berbaring di rumputan
berkipas angin
.
Lelah bersiul
angin memilih bercanda
dengan tengkukmu
menghias tubuh pagi
sebelum pecah
jejak camar menghilang
tembang melirih
Hewan nokturnal
gerilya malam hari
kena insomnia
Sehabis hujan
katak bernyanyi riang
teratai layu
Wajah si sombong
baru terlihat ramah
dengar pujian
.
Sejauh pergi
bukan bekal kubawa
tapi senyummu
.
#Senryu
Cantik rupawan
kugoda dengan siul
tahunya besan
.
Kumpulan kijang
secantik dayang ratu
dalam istana
.
#Senryu
Di saat hujan
istri pun ikut bahagia
dapat tempias
.
Seperti embun
kecantikan wanita
indah sesaat
.
Jangan dipetik!
indah mawar terlihat
saat merekah
.
Misal tersesat
ikutlah cahaya bintang
pendar mataku
.
Menghitung kerut
sudah cukupkah bekal
pulang pada-Mu
.
Ada yang tertinggal
gerimis pagi hari
basahi bantal
.
#Senryu
Barongsai naga
dituntut ke polisi
membakar rumah
.
Seulas senyum
memeta dalam jiwa
bunga tidurku
.
Manusia sombong
kata tinggi melambung
dalamnya kosong
.
#Senryu
Sungguh gembira
gadis cantik memanggil
ternyata taksi
.
#Senryu
Kepala botak
ingin digosok pedagang
mirip batu akik
.
Tak ada kicauan
hutan hatiku sunyi
sejak kau pergi
.
Kedua matamu
bersinar dalam gelap
di ruang mimpi
.
Di bingkai hati
tak kulepas fotomu
menjadi sepia
.
#Senryu
Kepala gundul
Ekosistem rambut rusak
Disangka topas
.
Jalanan purba
kelak aku melewatinya
menuju sunyi
.
Bukannya ucapan
memberi penuh cinta
dengan jiwaku
.
Butiran embun
hadirkan keindahan
sebelum fana
.
Detak jantungku
berlari lebih cepat
lihat senyummu
.
Di luas langit
segala tak terduga
hati pun sama
.
Cahaya lilin
pada akhirnya akan mati
serupa hidup
.
Istri halangan
depan cermin kulihat
jerawatku tumbuh
.
#Senryu
Habis bertengkar
Kubelikan istri emas
senyumnya balik
.
#Senryu
Diputus pacar
Dara tidak ubahnya ayam
menelan karet
.
Sepasang burung
Lintasan kawat listrik
Desing peluru
.
Jalan berkabut
kuda-kuda berlari
fatamorgana
.
Dingin merayap
ranjang berubah hangat
Kuda berpacu
.
#Senryu
Kunti mengadu
di pagelaran wayang
dirogoh dalang
Malam berlabuh
mimpi mulai berlayar
kau di dalamnya
#Senryu
Semenjak kecil
sampai tumbuh dewasa
terus menyusu
Saat becermin
istri pun baru tahu
suami vampir
#Senryu
Sore bertengkar
malam kembali mesra
pagi kerokan
Siswi bergincu
aku ingat para badut
mereka sama
#Senryu
Gunung dan lembah
mendaki naik turun
membawa tongkat
#Senryu
Sungguh kau cantik
tapi bagus ke dokter
operasi plastik
#Senryu
Stop kau bernyanyi
suaramu amat indah
telingaku tuli
Gugusan bintang
beberapa kucuri
tabur di mimpi
kamar pengantin
percakapan merendah
desah yang gaduh
Wajah Jakarta
keruh Kali Ciliwung
hampir serupa
#Senryu
Merindu surga
kucing jantan menggigit
tengkuk betina
tersembunyi bahaya
tangkaian mawar
Di musim salju
bahkan beruang kutub
butuh selimut
Dalam tidurnya
lihat anakku tersenyum
bersua kembaran
Sketsa lukisan
dua burung berpasangan
tidak diriku
Langit kupandang
pucat hitam berkabut
warna hatiku
#Senryu
Istri curiga
suami ngigau sebut
wanita lain
Akulah musafir
tak pernah beralamat
rumahku di alam
Pergi berperang
kuda bawa tubuhku
hatiku tinggal
#Senryu
Saat becermin
aku merasa arjuna
cerminnya pecah
#Senryu
Istriku gendut
disebut karung beras
tak apa, kucinta
Musim berburu
teman-teman ke hutan
aku, Biro Jodoh
#Senryu
Diputus pacar
Dara tidak ubahnya ayam
menelan karet
#Senryu
Istri halangan
depan cermin kulihat
jerawatku tumbuh
Cahaya lilin
pada akhirnya akan mati
serupa hidup
Di luas langit
segala tak terduga
hati pun sama
Detak jantungku
berlari lebih cepat
lihat senyummu
Hujan cemburu
Saat mentari senja
Cumbu pelangi
hadirkan keindahan
sebelum fana
Bukannya ucapan
memberi penuh cinta
dengan jiwaku
Jalanan purba
kelak aku melewatinya
menuju sunyi
Kepala gundul
Ekosistem rambut rusak
Disangka topas
Di bingkai hati
tak kulepas fotomu
menjadi sepia
Kecupan kening
tak kaubutuh rayuan
seusia kita
#Senryu
Tertangkap zinah
dua pelaku diarak
ampun istriku
Kedua matamu
bersinar dalam gelap
di ruang mimpi
Tak ada kicauan
hutan hatiku sunyi
sejak kau pergi
#Senryu
Kepala botak
ingin digosok pedagang
mirip batu akik
#Senryu
Sungguh gembira
gadis cantik memanggil
ternyata taksi
Diamlah katak
biarkan malam hening
jangkrik bercumbu
Manusia sombong
kata tinggi melambung
dalamnya kosong
Sepasang burung
Lintasan kawat listrik
Desing peluru
Jalan berkabut
kuda-kuda berlari
fatamorgana
Dingin merayap
ranjang berubah hangat
Kuda berpacu
Dingin merayap
ranjang berubah hangat
Kuda berpacu
Tanpa pelita
Dalam kamar terlihat
Pendar matamu
Mereka tertawa
batinku bagai hutan
tak berpenghuni
Katak yang sombong
merasa paling gagah
dicirit burung
Aku dan bulan
Bercakap dalam diam
Ceracau duda
#Senryu
Kupakai sarung
Bersiap Sunah Rasul
Istri halangan
Sunyi di luar
Dalam dadaku gaduh
Orkestra rindu
#Senryu
Kumbang terkecoh
Mawar indah dalam vas
Buatan pabrik
#Senryu
Istri tertidur
Aku masih terbayang
Sepasang gunung
Janganlah sombong
Hidup serupa sungai
Berujung takdir
Kupinang kamu
Bermahar cinta setia
Dengan bismillah
#Senryu
Mengagumi Messi
Berlatih giring bola
Ke gawang istri
Mengisi rongga jiwa
Malam menangis
Kerutmu nampak
Rambut tak legam lagi
Mamaku sayang
Jemari ibu
Membelai kepalaku
Cinta tak putus
#Senryu
Kucing berisik
Kukunci pintu kamar
Giliran kami
Aku makrifat
Berguru kepada-Mu
Dzat yang Maha
#Senryu
Istriku hamil
Kami jalan bersama
Balapan perut
Wajah manismu
Dalam sungai mimpiku
Timbul tenggelam
#Senryu
Abah dan ambu
Riang menggendong cucu
Aku? Mamanya
Petugas ronda
Memukul-mukul kentong
Istri membelai
#Senryu
Anakku tanya
Lahirnya dari mana
Surga di dunia
Siapa kamu
Mata susah terpejam
Ingat senyummu
Bulan mengintip
Sepasang angsa mesra
Di danau haiku
Tikus bebas bermain
Satpam tak dinas
#Senryu
Aku bernyanyi
burung serempak terbang
bayi menangis
#Senryu
Pergi berburu
teman bawa senapan
aku pistol air
Dengkurmu halus
Ranjang basah keringat
Pesumo gulat
Meledak tangis
Allah meniup nyawa
Anakku lahir
Senja bertandang
Kawanan burung terbang
Pesawat tempur
Setangkai mawar
Sekecup cium kening
Sambut pagimu
Secangkir kopi
Seulas senyum istri
Pagi merekah
Sepi merayap
Dinding kamar menggigil
Dibekap rindu
Aku ingin memetik
Hias matamu
#Senryu
Kaki belalang
Ingat peragawati
Sama jenjangnya
Deras mengalir
Rindu. Mencium kabah
Rumah suci-Mu
Dalam jiwaku
Gelap, Engkau menyala
Cahya abadi
abah nan genit
ambu mengasah pisau
terong dicacah
abah mandikan ayam
manuk lonjoran
Pinggul bergoyang
hasrat ingin menggoda
istri sendiri
berbaju koyak-koyak
tahun bencana
#Senryu
Di malam jumat
mertua mengetuk pintu
mengajak ronda
#Senryu
Malam pengantin
tubuhmu aroma bunga
alergiku kambuh
#Senryu
Abah memanjat
Ambu senyum melihat
Kelapa pentil
Bentang sajadah
Sujud fardhu padaMu
Tegak Alif-Mu
#Senryu
Menimang cucu
Sarung abah merosot
Perkutut manggung
Terompet nyaring
Langit berhias kembang
Sampah berserak
Kepompong sobek
Kupu muda menghiasi
Kalender luka
#KoKu 1
Langit semarak
borjuis pesta mewah
rakyat nelangsa
Kucing bergelut
Tulang ikan terlupa
Disrobot tikus
Di medan perang
peluru berdesingan
ingat kekasih
Alun seruling
Gadis di lembah sunyi
Meronce rindu
Rombongan setan lapor
Pakaian hilang
Cucunya naik andong
Ingin ikutan
Kakek tertawa
Giginya tak bersisa
Si bayi tua
Rombongan itik pulang
Tentara baris
Cahya mengusir kabut
Ditimang penuh sayang
Besar membantah
Kita sepasang kucing
Saling berpagut






No comments:
Post a Comment