1.Sastra Religi
Menangkap Moments Spiritual "sesaat"
David Rosen memberikan catatan kecil pada bukunya The Healing Spirit of Haiku (North Atlantic Books 2004) tentang bagaimana manusia menangkap moment dan mengangkat moment tersebut menjadi sebuah ritus kehidupan yang baru "This is not a book about the history of haiku or how to write them. This is not a self help book in the usual sense, but rather a non-self (beyond the ego) healing volume that ideally helps one to realize that we are alone, yet inter-connected. This book values haiku moments [and] following the Creative. It also underscores the philosophy: "Moments, moments, that is life." David Rosen
bila diartikan mungkin seperti ini bunyinya "Ini bukan buku tentang sejarah haiku atau bagaimana menulis mereka. Ini bukan buku membantu diri sendiri dalam arti biasa, melainkan non-diri (di luar ego) Volume penyembuhan yang idealnya membantu seseorang untuk menyadari bahwa kita sendiri, namun saling terkait. Buku ini memiliki nilai saat haiku [dan] mengikuti Kreatif. Hal ini juga menggarisbawahi filosofi: ". Beberapa saat, saat, yang hidup" David Rosen
Apa yang dilakukan David Rosen di atas dapat dijadikan alternatif bagi khazanah sastra religi kita yang terkungkung dua kecenderungan utama. Pertama, cenderung dibatasi oleh benturan antara agama yang terlalu memandang ke akhirat dengan tuntutan realitas sosial di dunia yang ternyata (semakin)pahit,Kedua, terpaku pada tema sufisme yang cenderung spiritual, di mana Tuhan hadir melalui penghayatan psikologi yang (seakan-akan) bertentangan dengan pengetahuan rasional, sehingga corak karyanya cenderung gelap dan absurd
Dua kecenderungan itu tidak buruk. Namun "bahaya"bila sastra religi kita selalu dan melulu terkungkung olehnya,selain eksplorasinya bersifat permukaan (dangkal).maka Teologi dan mistisismenya(pun) bukan pengalaman batin semata, melainkan juga pengalaman filosofis,lalu keduanya di(lahir)kan untuk berdiri di atas landasan nalar tertentu yang sumbernya bahkan jauh di luar religi.
2.Sastra Religi
Haiku Sebagai Obat"Mujarab"
Spiritualitas David Rosen dalam kumpulan Haiku nya adalah resultan dari dua paradoks di atas. Seorang yang mampu menjadi penyembuh untuk Dirinya Sendiri,maka ia telah mencapai semacam jiwa universal yang ilahi. Kondisi semacam itu oleh David disebut meta-psikosis.atau semacam penyatuan Tuhan dengan Makhluknya (unity of God) dalam konsep filosofi mistisnya ibnu arabi dikenal sebagai wahdatul wujud di kejawen "Manunggaling Kawula Gusti dan dalam teologi Sufistis Sunda menamainya "KawulaGusti" kawula memilik makna Aku dan Gusti berarti Tuhan. namun yang menarik,David dalam buku The Healing Spirit of Haiku nya itu ia menafsir gagasan Spiritual Agama itu dengan tidak melahirkan sebagai gagasan khas teologi khas spiritual yang selalu kita dapatkan dalam khazanah sastra Religi kita,ia cenderung banyak memainkan peran ayat ayat kitab dengan banyak menggantinya sebagai Mantra mantra penyembuh sebagai alat atau Media untuk mencapai tahap penghayatan hidup yang melampaui batas iman daripada agama yang di Imani nya tersebut."This volume is a haibun of the psyche, that is, a journey into spirit and nature. There is prose about periods of melancholy that I've suffered and the healing haiku that resulted." "Laporan ini merupakan haibun dari jiwa, yaitu sebuah perjalanan ke roh dan alam. Ada prosa tentang periode melankolis bahwa saya telah menderita dan haiku adalah penyembuhan yang dihasilkan.
bagi David pengertian Menderita adalah sebuah kesan yang paling mendasar yang mampu dia jadikan sebagai ide dan gagasan untuk menemukan konsepsi penyembuhan, dalam Haiku ia menuliskan
Dawn on a spring sea
Then a glittering
From a thousand jumping fish
dalam agama dan keyakinan yang saya anut konsepsi dan pemaknaan semisal bersyukur,meminta maaf dan memberikan maaf yang disertai rasa ikhlas dan bertafakur (pun) bisa menjadi sebuah Haibun dari jiwa atau dalam bahasa David itu adalah saat saat kita menemukan situasi atau periode Melankolis tinggal apakah kita mampu menuliskannya dalam bentuk Haiku lalu sekuat tenaga mengamalkannya dalam realitas kehidupan,nenek moyang kita sudah menjalaninya ratusan bahkan mungkin ribuan tahun yang lalu meski dalam bentuk yang lain semisal di sunda saya mengenal istilah "Jangjawokan"
3.Teori "Jangjawokan"
bersambung ahh.. tunduh
https://www.facebook.com/groups/haikuku/permalink/927465693939501/
No comments:
Post a Comment