Desember aku
Lahir. Desember Sitor
Tinggalkan aku
Bekal ke ajal
Su merenda syahadat
Di kain kafan
Lepas dermaga
Layar pun dikembangkan
Sir ke muara
Hanyalah cuma
Matahari senja nun
Lengser di ufuk
Sepasang burung
Di balik rimbun daun
Luruh bulunya
Jukung mengalun
Surya pagi memancar
Dendang Barito
Di muka cermin
Wajahmu lukaluka
Di pisau dosa
Asap kemenyan
Kalimantanku punah
Lubang kuburan
Serupa tangis
Angin dalam gerimis
Panjatkan doa
Tumpas korupsi
Suara di mimbarmimbar
Dengar tong kosong
Tikus berdasi
Di meja pengadilan
Mencicit : duit
Keasalusul
Tanah tumpah darahku
Tanah Borneo
Di cermin retak
Wajah mengalir darah
Penjaja malam
Maju tak gentar
Lawan kemunafikan
Biarin nyanyar
Anjing menggonggong
Koruptor banyak jalan
Manipulasi
Seusai hujan
Kodok ngorek di kolam
Mengucap syukur
Di cermin retak
Wajah mengalir darah
Penjaja malam
Bercabang lima
Pohon leluhur kami
Jangan ditebang
Nyiur melambai
Nelayan suka cita
Pulang melaut
Bermulut besar
Merasa paling benar
Berkoarkoar
Urusan lancar
Asalkan banyak duit
Raja duit
Malam nan sepi
Bulan disaput awan
Hati pun kelam
Tak ada ombak
Pantai merindu buih
Teman bercinta
Kang Diro Aritonang, berapa puisi (haiku) yang diperkenankan memposting di grup kita ini dalam sehari. Salam haikuku.
Di atas kolam
Capung mencanda bulan
Rinduku nian
Asap rokok
Memanggil manggil bulan
Malam temaram
Kembangkan layar
Mengarung laut lepas
Pantang berpaling
Langkah berpacu
Satukan hati kita
Demi negeri
Selembar daun
Zikir jatuh melayang
Mencari bumi
Bantal syahadat
Berselimut salawat
Tidurmu Allah
Lapar bertakbir
Haus zikir minumku
Rahman ya Rahim
Arak arakan
Mengusung peti mati
Buat koruptor
Depan istana
Demo penggali kubur
Hukuman mati
Barisan Iblis
Menggilas demokratis
Aksi anarkis
Tumpas korupsi
Suara di mimbarmimbar
Dengar tong kosong
Hujat menghujat
Martabat amat bejat
Sosial sial
Ke hulu sungai
Sampan di arus deras
Mengayuh rindu
Setangkai bunga
Luruh dari tangkainya
Maha dukamu
Rindu bertuak
Bulan hangus terbakar
Malam terkapar
Anak bekantan
Miris dalam kerangkeng
Penjarah hina
Permata intan
Dikedalaman bumi
Mendulang nasib
Seorang bayi
Menetek pada maknya
Yang telah mati
Tidak semudah
Membalik tapak tangan
Haikuku haiku
Seorang ibu
Meneteki bayinya
Di sisi tuhan
Jauh berjalan
Mencari orang fakir
Hakikat hidup
Mengetuk subuh
Ayam jantan berkokok
Dirikan sholat
Partai agama
Asas di atas kertas
Astagfirullah
Rerumpun rumput
Menyambut senja hari
Melantun zikir
Haikuku haiku (1)
Bantal syahadat
Berselimut salawat
Tidurmu Allah
Lapar bertakbir
Haus zikir minumku
Rahman ya Rahim
Belah batumu
Ruas jari berdarah
Tasbih asmamu
Kukejar engkau
Dikedalaman diri
Sampai terajal
Selembar daun
Zikir jatuh melayang
Mencari bumi
Haikuku haiku (2)
Jika ku mati
Hanya semata raga
Jiwa kasihmu
Bekal ke ajal
Su merenda syahadat
Di kain kafan
Di tengah malam
Aku datang padamu
Bermuhadarah
Di malam hening
Mudra meniti tasbih
Nikmat bermuhib
Di pintu malam
Ada salam mukaram
Dalam tasbihku
Malam berzikir
Tengah orang terlelap
Mimpi dunia
Haikuku haiku (3)
------
Datang padamu
Tiada malam tanpa
Melunas rindu
------
Tidaklah cukup
Seribu tahun lagi
Menebus dosa
------
Kubakar tubuh
Api cinta menyala
Di altar Allah
------
Di tengah malam
Kuketuk pintu kalam
Allah hu Allah
------
Dalam sujudku
Di pintu Alif Lam Mim
Hanyalah Allah
------
Di tengah malam
Aku datang padamu
Menguntai zikir
------
Haikuku haiku (4)
Biar ku gila
Mengejar cahayamu
Musafir rindu
--------
Merenung bintang
Merenda langit malam
Seraut wajah
-------
Wajah pun muram
Nun siapa menyabit
Bulan bersabit
-------
Kembangkan layar
Mengarung laut lepas
Pantang berpaling
-----
Langkah berpacu
Satukan hati kita
Demi negeri
------
Haikuku haiku (5)
------
Maafkan korup
Korup itu musibah
Kata koruptor
------
Jatuh palu : Tak
Sedemikian hukum
Negeri ini
------
Arak arakan
Mengusung peti mati
Buat koruptor
------
Depan istana
Demo penggali kubur
Hukuman mati
------
Bukan ahlinya
Pemimpin pun berdalih
Tunggu hancurnya
------
Haikuku haiku (6)
Kerja pejabat
Mencari kesempatan
Tikus berdasi
------
Barisan Iblis
Menggilas demokratis
Aksi anarkis
------
Parlemen lebay
Membuat undangundang
Untung sendiri
------
Tumpas korupsi
Suara di mimbarmimbar
Dengar tong kosong
------
Hujat menghujat
Martabat amat bejat
Sosial sial
------
Gedung parlemen
Pertunjukan aksiwong
Cakarcakaran
------
Haikuku haiku (7)
------
Malam nan sepi
Bulan disaput awan
Hati pun kelam
------
Tak ada ombak
Pantai merindu buih
Teman bercinta
------
Di atas kolam
Capung mencanda bulan
Rinduku nian
------
Asap rokok
Memanggil manggil bulan
Malam temaram
------
Malam jahanam
hujan merampas bulan
Pun bintangbintang
------
Haikuku haiku (8)
------
Urusan lancar
Asalkan banyak duit
Raja duit
------
Mendapat beras
Berpurapura miskin
Negeri miskin
------
Kok rakyat miskin
Pemimpin hidup mewah
Amat fantastis
------
Banjir dipikir
Gitu aja kok repot
Emang kenapa
------
Hatimu luka
Kemerdekaan maya
Anak bangsa
Haikuku haiku (9)
------
Di hutan Nganjuk
Ingat Kalimantanku
Hutannya punah
------
Tutur perahu
Jayanya Angling Dharma
Bojonegoro
------
Di Selorejo
Waduknya air susu
Secangkir pagi
------
Di Gunung Tidar
Kucari kau di puncak
Menyibak awan
------
Gong perdamaian
Istana Gebang purba
Kini membisu
------
Haikuku haiku (10)
------
Daun momiji
Melayangkan haikumu
Tepat di hati
------
Someiyoshino
Perahu di Shinsakai
Ingat Mizuki
------
Ingat hanami
Pertemuan pertama
Sakura putih
------
Thubouchi Shoyo
Bulan meneguk sake
Nari odori
------
Pecah bom waktu
Hirosima membubung
Di jagat raya
------
Mizuki lahir
Di kota Nagasaki
Kota dunia
------
Haikuku haiku (11)
------
Tikus berdasi
Di meja pengadilan
Mencicit : duit
------
Anjing menggonggong
Koruptor banyak jalan
Manipulasi
------
Bermulut besar
Merasa paling benar
Berkoarkoar
------
Kursi parlemen
Politik dagang sapi
Rakyat tersingkir
------
Maju tak gentar
Lawan kemunafikan
Biarin nyanyar
Haikuku haiku (12)
-------
Di atas ranjang
Seekor ular manja
Tubuhku kaku
-------
Seusai hujan
Kodok ngorek di kolam
Mengucap syukur
------
Mengetuk subuh
Ayam jantan berkokok
Dirikan sholat
------
Bercabang lima
Pohon lelehur kami
Jangan ditebang
------
Nyiur melambai
Nelayan suka cita
Pulang melaut
------
Haikuku haiku (13)
------
Keasalusul
Tanah tumpah darahku
Tanah Borneo
------
Anak bekantan
Miris dalam kerangkeng
Penjarah hina
------
Pasar terapung
Eksotik tanah Banjar
Hanya kenangan
------
Permata intan
Dikedalaman bumi
Mendulang nasib
------
Rumah Banjarku
Rumah ilmu petuah
Tinggal legenda
------
Yulan ya lalin
Jauhjauh di rantau
Ingat banua
-------
Haikuku haiku (14)
------
Ke hulu sungai
Sampan di arus deras
Mengayuh rindu
------
Setangkai bunga
Luruh dari tangkainya
Maha dukamu
-------
Sampan di danau
Rembulan di atasnya
Maha rindumu
------
Rindu bertuak
Bulan hangus terbakar
Malam terkapar
-------
Jalan bersimpang
Bergumul dengan bimbang
Langkah meradang
--------
--------
Haikuku (15)
Anak jalanan
Bertadarus al quran
Subhanallah
-----
Partai agama
Asas di atas kertas
Astagfirullah
-----
Rerumpun rumput
Menyambut senja hari
Melantun zikir
-----
Layanglayangku
Putus melayang jatuh
Ke lembah duka
-----
Di hari guru
Aku mencari guru
Di mana guru
Haikuku (16)
Sampan di danau
Rembulan di atasnya
Maha rindumu
-----
Di atas ranjang
Seekor ular manja
Tubuhku kaku
-----
Kaca jendela
Berserakan di lantai
Hatimu pecah
-----
Duh cermin pecah
Kupunguti hatimu
Hancur di batu
-----
Menatap langit
Mencari wajah bulan
Hanyalah awan
Haikuku (17)
Jalan bersimpang
Bergumul dengan bimbang
Langkah meradang
-----
Melintas jalan
Serine ambulance
Menjemput maut
-----
Gagak mengakak
Di atas atap rumah
Malam bermaut
-----
Mencari sungai
Kota seribu sungai
Cuma kuburan
-----
Dayak meratus
Membakar dupa putih
Meratus tandus
Haikuku (18)
Sepasang kucing
Dikegelapan malam
Mengeong tajam
-----
Ikan betina
Mengibaskan ekornya
Ke perut jantan
-----
Si bajing jantan
Menerkam betinanya
Di pohon randu
-----
Sebuah kolam
Sepasang angsa putih
Dirimbun patma
-----
Seorang gadis
Kehilangan mahkota
Kota Jakarta
Haikuku (19)
Hari pun senja
Bergegas ke jendela
Berkaca diri
------
Mentari lengser
Langit berganti rupa
Wajahku duka
------
Perahu laju
Mengarung laut lepas
Jiwa mengombak
------
Langit berawan
Matahari pun kelam
Hatiku muram
------
Di balik awan
Matahati tergantung
Menyayat jantung
Haikuku (21)
Sekar kinanti
Melantun dari dangau
Padi menguning
------
Sawah menguning
Ani ani menari
Di tangkai padi
------
Ladang petani
Pirang rerambut jagung
Di surya pagi
------
Di lereng gunung
Hamparan dedaun teh
Hijau di hati
------
Dari pematang
Nyanyian sayur mayur
Menuju pekan
Haiku (22)
Bening matamu
Mekar sekuntum bunga
Persis mimpiku
------
Tangisan kecil
Membasuh risau mimpi
Di embun pagi
------
Bunga mimpiku
Tak berkelopak lagi
Dalam tidurku
------
Ujung dedaun
Menetes embun pagi
Membasuh mimpi
------
Di pelataran
Secangkir kopi panas
Meronce pagi
Haikuku haiku (23)
Pantai tanah Lot
Ombak utsaha dharma
Di laut jiwa
------
Buih di pantai
Takisung Tanah Laut
Nyayian jiwa
------
Tepian Jambi
Seloka Batanghari
Mengayuh ketek
------
Rindu Palembang
Sungai Musi nan elok
Menambat hati
------
Jembatan Siak
Kota Sri Indrapura
Lampu melayu
Haikuku haiku (24)
Kubakar tubuh
Api cinta menyala
Di altar Allah
------
Di tengah malam
Kuketuk pintu kalam
Allah hu Allah
------
Dalam sujudku
Di pintu Alif Lam Mim
Hanyalah Allah
------
Di tengah malam
Aku datang padamu
Menguntai zikir
------
Biar ku gila
Mengejar cahayamu
Musafir rindu
Haikuku haiku (25)
Maka bertutur
Kyai Jalak Lawu
Misteri moksa
------
Kasada bromo
Semburan api kawah
Darah kesuma
------
Lingga Acala
Sepotong mahameru
Alam pesona
------
Larung Sesaji
Di perut gunung kelud
Lahir Kenduri
------
Mengungkap mistis
Di puncak Indrapura
Makhluk kerinci
Haikuku haiku (26)
------
Bersuluh damar
Mencari jantung hati
Bulan se iris
------
Di dalam bulan
Membiarkan terkurung
Duduk bermenung
------
Menatap bulan
Menarilah gadisku
Gaun pengantin
------
Kenduri rindu
Sampan gelegak tuak
Danau beriak
------
Rambut perakmu
Pada danau kemilau
Pelunas risau
Haikuku haiku (27)
------
Di kandang domba
Anak domba bermazmur
Kabar gembira
------
Kembali hidup
Jasad dalam mukjizat
Versus dustakan
------
Bongkahan batu
Darah dan laknat duri
Domba di gurun
------
Lonceng katedral
Jangan tinggalkan aku
Puji mu tuhan
------
Kemerlip lampu
Di pohon kehidupan
Menebus dosa
------
Haikuku haiku (28)
------
Sekepal tanah
Kulempar matahari
Hanguslah hangus
------
Berkaki tunggal
Kusembur senjakala
Pus keasalmu
------
Mandau sang hiyang
Kutusuk tanah malai
Terbang ke jagat
------
Padang mandura
Ruh padang mandurasi
Bernyawa tunduk
------
Pur pur si nupur
Rupa cahaya bulan
Sir aku sir mu
------
Haikuku haiku (29)
------
Macapat cinta
Jembatan kehidupan
Keselamatan
------
Hanacaraka
Melenyap kefanaan
Kalbu manunggal
------
Datasawala
Mencuci mata hati
Fatamorgana
------
Padhajayanya
Menyempurnakan kiblat
Kuncinya sholat
------
Magabathanga
Ketulusan syahadat
Jalan selamat
------
Haikuku Haiku (30)
Si bajing loncat
Bajingan politikus
Di mana tempat
Politik tikus
Anggota dewan tikus
Suara tikus
Bermuka tikus
Dipengadilan tikus
Divonis tikus
Di vila tikus
Istri simpanan tikus
Pejabat tikus
Mafia tikus
Tenaga kerja tikus
Ke negri tikus
Haikuku Haiku (31)
Sisa kopiku
Dikerumuni semut
Bagi rejeki
Jalan beriring
Semut membangun rumah
Gawi sabumi
Manusia tak
Seperti sifat semut
Ruhui rahayu
Naluri semut
Lebih tajam mencium
Di mana gula
Nafsu koruptor
Lebih tajam mencium
Di mana duit
Merenung bintang
Merenda langit malam
Seraut wajah
tidaklah cukup
seribu tahun lagi
menebus doa
wajah pun muram
nun siapa menyabit
bulan sabit
malam jahanam
hujan merampas bulan
pun bintang bintang
Haikuku haiku (32)
tak tik tak jejak
di luar malam gelap
jantung berdetak
siapa. kau kah
tapak jejak berdetak
di malam buta
gorden bergoyang
siapa lagi mati
di malam sunyi
lolongan anjing
menyunyi malam kelam
mengunci sepi
bunga kemboja
semerbak di pusara
pada epitaf
fajar menyingsing
jantung masih berdenyut
Alhamdulillah
merintis jalan
arah menuju pulang
kehakikatku
ranjang pengantin
ditinggal penghuninya
fatamorgana
Haikuku haiku (33)
lenguhan kerbau
mengetuk pintu pagi
turun ke sawah
kerbau tak lelah
membajak sawah kering
petani bijak
pematang sawah
kerbau melenguh doa
padi menguning
suling gembala
kerbau memamah biak
negri nan makmur
di punggung kerbau
senja mengantar pulang
rumah ilalang
Haikuku haiku (34)
di kunang kunang
pelita rindu dendam
meniti malam
rindu berdamar
kunang kunang melayang
mencari kauku
di rumpun lalang
kerlipan kunang kunang
rindu kepayang
kunang kunang yang
terbang di tabir malam
perih rindunya
di gigir malam
kunang kunang tak lagi
berpunya sayap
Haikuku haiku (35)
Bunga teratai
Romansa wajah danau
Aku terpukau
Di tengah danau
Teratai mandi cahya
Pagi ceria
Sepasang angsa
Berhias bunga Padma
Di ombak danau
Angin semilir
Padma bercanda ombak
Danau beriak
Kelopak Padma
Bersajak tentang cinta
Danau kemilau
Haikuku haiku (36)
Di tengah malam
Aku datang padamu
Bermuhadarah
Di malam hening
Mudra meniti tasbih
Nikmat bermuhib
Di pintu malam
Ada salam mukaram
Dalam tasbihku
Malam berzikir
Tengah orang terlelap
Mimpi dunia
Datang padamu
Tiada malam tanpa
Melunas rindu
Layar dikembang
Adakah laut garang
Pantang berpaling
mobil di parkir
ganti baju pengemis
wajah memelas
Jangan di pintu
Jika kau ragu masuk
Baik kembali
Parlemen lebay
Membuat undangundang
Untung sendiri
Di hutan Nganjuk
Ingat Kalimantanku
Hutannya punah
Haikuku haiku (37)
Mobil yang baru
Dibanggakan berbunyi
Kredit dit dit dit
Mobil pejabat
Berlari dengan kencang
Menyemprot rakyat
Mobil pejabat
Lampu merah menjadi
Berwarna hijau
Biar melangit
Bahan bakar di pasar
Jalan tap macet
Haikuku haiku (38)
Di ujung senja
Berkaca pada laut
Membaca diri
Camar di karang
Mengucap salam pada
Senja yang lengser
Seusai siang
Matahari bersedih
Di saat senja
Di kaki langit
Matahari terbaring
Wajah berdarah
Akan kah sampai
Kapal mengarung senja
Dermaga cinta
Haikuku haiku (39)
Berapa helai
Bunga kertas kurangkai
Layu terkulai
Bunga kertasku
Tak berkelopak lagi
Aku termangu
Membayang esok
Rintih bunga kertasku
Sembilu hati
Aku jambangan
Di setiap rintihan
Bunga kertasku
Tak kan berani
Menafsir bunga kertas
Di dalam mimpi
Haikuku haiku (40)
Jangan dicari
Tafsiran makna cinta
Laut terduga
Cuma didusta
Lanskap altocumulus
Sebuah cinta
Tak kenal musim
Pun tak kenal usia
Agungnya cinta
Kata kata tak
Hanya satu anggukan
Misteri cinta
Di dalam diam
Di mata ada cinta
Di hati bunga
selembar daun
luruh ke pusar air
jerit ke langit
Haikuku haiku (41)
Daun kemuning
Menyesali dirinya
Saat mengering
Selembar daun
Pada seribu ranting
Berdoa hujan
Kemarau panjang
Satu daun tertinggal
Sebatang pohon
Selembar daun
Jatuh ke pusar air
Jerit ke langit
Daun berzikir
Sebelum matahari
Akan terbenam
Haikuku haiku (42)
Akhir Desember
Lahir tangis pertama
Kenal dunia
Akhir Desember
Lilin merah di altar
Gaun pengantin
Pagi Desember
Seekor Hong bernyanyi
Rindu menari
Petik melati
Seharum bunga meihwa
Kangen Desember
Sejak burung Hong
Sesat di gurun Gobi
Desember sepi
Pucuk Yangliu
Desember harum arak
Larut di Yang Tze
Sekuntum meihwa
Tersungkur di epitaf
Akhir Desember
Bekal ke ajal
Su merenda syahadat
Di kain kafan
Haikuku haiku (43)
Bulan menghitam
Mata di lubang kunci
Bayangan maut
Di pucuk kota
Bulan berdarah. Jatuh
Di rumah bordil
Saat mencari
Mendung mengubur bulan
Ke dalam kelam
Tak ada lagi
berdua. Bulan saga
Kamar membatu
Mencari bulan
bersembunyi. Ilalang
pada bergoyang
------
Ruh ruh notasi
Di menara katedral
Di malam natal
------
Puncak octavo
Guido Van Arizo
Hidup kembali
------
Tuts tuts piano
di rahim gregorians
Lahir Beethoven
------
Urat nadiku
Senar gitar gemuruh
Memuji tuhan
-------
Bengawan Solo
Requiem kematian
Musik keroncong
------
Rock and roll bagi
Matinya celebrity
Di legeslatif
-------
Haikuku haiku (48)
Rakyat diumpan
Asalkan dapat mentri
Politik catur
------
Tipu muslihat
Bermain mata catur
Rakyat tersungkur
-------
Menyusun biji
catur. Politik edan
Di legeslatif
------
Bermain catur
Di panggung legislatif
Yang penting kursi
------
Mencatur catur
Siapa jadi mentri
Ratunya genit
------
Refleksi rakyat
Di papan catur. Sekak
Jangan berdalih
------
Haikuku haiku (49)
------
dut dang dut dang dut
nina bobo di zaman
globalisasi
------
Pulang anakku
Tidak ada khalifah
Di negri ini
-------
Tuhan di mana
Tak ada dalam diri
Kalbuku sunyi
-------
Kudengar zikir
Air mata mengalir
Aku yang fakir
------
Kau kah idhofi
Tubuhku menggeletar
Beri ku pijar
------
Begitu naïf
Kukaji diri ini
Di ayat suci
------
Haikuku haiku (50): memoriam Sitor Situmorang
Di milad Tardji
Kujabat tangan Sitor
Haiku nadinya
--------
Indradi mari
Santap malam lebaran
Sitor berkisah
--------
Semakin senja
Kami menatap mega
Sitor bersajak
----------
Di dalam sajak
Sitor menunggu bulan
Tanah kuburan
---------
Pergilah sitor
Tunggu aku di sana
Di sisi tuhan
---------
Sitor tak mati
Ruhnya dalam puisi
Slalu bernyanyi
--------
Haikuku haiku (51)
--------
Segumpal darah
Dalam rahim bertakdir
Bulan Desember
-------
Payung Desember
Aku temukan damai
Di dalam hujan
-------
Burung Desember
Slalu kepak dan kicau
Beri puisi
-------
Benci Desember
Entah apa semakin
Aku merindu
--------
Desember tiup
Enam empat lilin ku
Di akhir tahun
--------
Desember pergi
Masih kicau burungnya
Setiap pagi
--------
Haikuku haiku (52)Haikuku haiku
Nusantara darahku
Hidup matiku
---------
Indonesia
Tak ada cinta lain
Bagimu negri
--------
Kupantek api
Semangat cinta cuma
Indonesia
---------
Indonesia
Bersedih hati. Ketuk
Langit dan bumi
--------
Puisi laut
Ombak pantai dan karang
Buih negeriku
-------
Damai di langit
Damai di bumi. Tulis
Negri penyair
-------
Haikuku haiku (53)
-------
Di hari ibu
Aku mencari ibu
Ibu Pertiwi
-------
Di mana ibu
Letih sudah mencari
Di hari ibu
-------
Di hari ibu
Aku panggil namamu
Ke mana ibu
-------
Ibu pulanglah
Jeng Kartin, kami tak
Dusta sejarah
-------
Racun sejarah
Abindanon Belanda
Otak penjajah
------
Di hari ibu
Anak anak menangis
Hilangnya ibu
------
Haikuku haiku (54)
--------
Tahun berlalu
Catatan. Langkah baru
Di gerbang tahun
--------
New year . Di pintu
Kutantang kehidupan
Siapa takut
--------
Tanam harapan
Bismillah melangkah
Tiada goyah
---------
Beranda tahun
Tutup kitab memori
Menyusun langkah
---------
Goot morning my lord
Thank you so much you give me
So breathe again
------
Haikuku haiku (55)
Sujud sajadah
Menapak tangga Kabah
Hablumminallah
------
Maaf dan ridho
Tulus damai di kalbu
Hablumminannas
------
Merusak alam
Kesombongan manusia
Arasy bergoncang
------
Bencana alam
Terpujilah beruzlah
Allah tak salah
------
Apa dicari
Manusia bersengketa
Cuma derita
------
Menengok ke cakrawala
Hidup bukanlah sewaktu mati
Dan mati sewaktu hidup
Menyusur Jalan
Kita berdua
Hujan adalah rahmat
Hujan adalah nikmat
Melihat someiyoshino ingat Teruko Mizuki
Ingat hanami ingat pertemuan pertama
Perahu melancar di Shinsakai
Bb,2014
Odori
Di atas nisan Thubouchi Shoyo
Bulan meneguk poci sake
Menari di kaca jendela kamarku
Ladang Jagung
Gadisgadis berambut pirang
Anakanak petani sederhana
Burungburung pada takjub
Ironis
Rakyat miskin : Anda kenal kami
Suara parlemen : Anda siapa
Pantastis
Kampanye
Di mimbar : Tumpas korupsi
Setelah terpilih : Sulit
Lebay
Palu : Tak !
Sedemikian hukuman
Di negeri iblis
Rindu
Kubelah ayatayatbatumu
Biarkan ruasruas jariku berdarah
Menasbih asmamu
Meditasi
Lapar takbir makanku
Haus zikir minumku
Hu Allah
Tidur
Berbantal syahadat
Berselimut salawat
Terpuji bagimu : Allah
Reruntuhanpagi
Hujan di atas kota
Rumahrumah kardus
Rebah di atas resah
Ajal
Selembar daun berzikir
Jatuh melayang
Mencari bumi
Hidup
Jika aku mati hanyalah raga
Jiwaku tetap hidup
Dalam kasihmu
Dusta
Di dalam tawa ada duka
Di dalam duka ada suka
Di situlah dusta cintamu
bb,2014
Tidur
Berbantal syahadat
Berselimut salawat
Terpuji bagimu : Allah
bb,2014
Meditasi
Lapar takbir makanku
Haus zikir minumku
Hu Allah
bb,2014
Rindu
Kubelah ayatayatbatumu
Biarkan ruasruas jariku berdarah
Menasbih asmamu
bb,2014
Langkah
Hopla !
Satu hati
Demi negeri
Perjuangan
Kembangkan layar
Arung samudera
Cinta
Sebatang rokok
Seasap rindu
Duh
Kukejar dirimu
Dalam diriku
Ah
Tak ombak
Tak pantai
Tak
Jarum sepi
Menisiknisik hati
Bulan mati
Di atas kolam
Seekor capung
Bercanda dengan bulan
Cara pemenggalan untuk suku kata pada sebuah kata dalam bahasa Indonesia.
I. Pada kata Dasar
1. Suku kata berpola VV di tengah kata
Contoh :
ma-af, sa-at, du-et, bu-ih, ba-ik, ta-at.
Contoh :
sau-da-ra, pan-tai , ri-sau, au-la, ka-lau
3. Suku kata berpola V di awal kata dan akhir kata.
Contoh : i-si, i-ri, a-ni, a-syik, e-mas, i-sya-rat, do-a, su-a,
5. Suku kata berpola VK
Contoh : am-bil, in-dah
6. Suku kata berpola KV
Contoh : ka-mu, sa-ya, di-ma-na
6. Suku kata berpola KKV
Contoh : kla-sik, : Kli-maks, su-nyi, ta-nya, sya-rat
7. Suku kata berpola VKK
Contoh : si-ang, li-ang, Eks-pe-ri-men, ikh-las
8. Suku kata berpola KVK
Contoh : pe-rut, kur-si, ger-tak, tak-luk, ge-lap, mak-lum, ,kom-pos-mik-ro, mig-ra-si
9. Suku kata berpola KKVK
Contoh : de-ngan, prak-tis, trans-mig-ran
10. Suku kata berpola KKKVK
Contoh: Struk-tur, kon-struk-si, in-struk-si, ab-strak-si
11. Suku kata berpola KKVKK
Contoh: Trans-mig-ra-si
12. Suku kata berpola KVKK
Contoh : makh-luk, masy-gul, masy-hur
II. Pada kata dasar berimbuhan
Semua imbuhan dan partikel dianggap satu suku kata,termasuk pada imbuhan awalan yang mengalami perubahan bentuk sehingga dapat dipenggal dari kata dasarnya.
1. Pada imbuhan.
Contoh : me-ra-mu, me-nya-pu, men-co-ba, pem-be-lah-an, ke-hu-tan-an, per-ta-ni-an.de-da-un-an, per-ja-lan-an, ber-a-du, ke-su-ngai, ter-ja-tuh, di-am-bil, se-e-kor,di-i-si, se-ha-ri, ber-su-a.
Sedangkan akhiran -i pada pergantian baris dan kata yang diawali vokal tidak dipenggal.
.Contoh : me-nga-ta-si, me-nga-khi-ri, me-lu-na-si, di-am-bi-li
2. Kata yang berimbuhan sisipan.
contohnya : te-lun-juk, ge-ri-gi, ge-li-gi, ge-me-tar, ge-le-tar
3. Imbuhan yang berasal dari bahasa asing tidak dianggap sebagai imbuhan melainkan sebagai suku kata itu sendiri. Pemenggalannya mengikuti aturan pemenggalan kata dasar.
Contoh : spor-ti-vi-tas, ak-li-ma-ti-sa-si.
4. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat digabungkan dengan unsur lain, memenggalnya sesuai kaidah-kaidah pemenggalan kata dasar, misal :
bi-o-lo-gi, mik-ro-bi-o-lo-gi, pas-ca-sar-ja-na, bu-di-da-ya
...................................................................................................................................................
Ingat Kalimantanku
Hutannya punah
Membuat undangundang
Untung sendiri
No comments:
Post a Comment